Sejarah
Pembentukan Bumi
Bumi adalah planet tempat tinggal
seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup,
bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi,
dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi
berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau,
lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam
sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita
perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya
(rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem
tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut
air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita.
Bagaimana Bumi
ini terbentuk secara pasti masih merupakan perdebatan dimana banyak pendapat
yang dikemukakan oleh para ahli dengan alasan yang berbeda-beda pula. Berikut
ini beberapa teori mengenai pembentukan bumi yang umum dikenal.
1.
Teori Kant – Laplace
Sejak jaman
sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap
gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses
terjadinya Bumi. Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan
oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan
Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya
terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya
tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan
berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi
kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan).
Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata
surya.
2.
Teori Planetesimal
Pada awal abad
ke-20, Forest Ray Moulton,
seorang ahli astronomi Amerika bersama
rekannya T.C
Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal
Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar
sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan
kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat
matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada
yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas
tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan
bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena
gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar
mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan
menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk
akan saling tarik – menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk
planet, termasuk bumi.
3.
Teori Bintang Kembar
Teori ini
dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi
berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga
banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai
gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang
tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak
itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet
yang mengelilinginya.
4.
Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori ini
dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa
sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga
menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu
masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita
kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan
dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika
sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka
akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari,
yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan
mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar
sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah
yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan
pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari
tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang
pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan
berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses
pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti
Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita,
pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara
pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada
orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan
mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari,
maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu.
Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah
bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. Peranan
yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama
dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah
dibicarakan di atas.
5.
Teori Big Bang
Berdasarkan
Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun
yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada
porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan
terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram
raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar
angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu
lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk
suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk
sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi
mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan
memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk
planet bumi.
Dalam
perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi,
yaitu:
1. Awalnya,
bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau
perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi
Masih banyak
teori-teori yang lainnya yang dikemukakan oleh para ahli seperti:
Teori
Buffon
dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau
mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah
komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang
terpental ini menjadi planet.
Teori
Weizsaecker
dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang
ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas
matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas
ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari
yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya,
sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan
menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya
berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
Teroti
Kuiper
dikemukakan oleh Gerald
P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk
piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang
berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau
juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan
yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet
menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi
planet – planet.
Teori Whipple
oleh seorang ahli astronom Amerika Fred
L.Whipple, mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan
kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang
berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi
padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling
bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
Secara umum yang paling populer sampai sekarang adalah
Teori Big Bang dan banyak diikuti oleh para ilmuwan walaupun terkadang masih
terdapat beberapa perbedaan.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking